Kementerian PU Dukung Penanganan Pascabencana di Flores Timur, Percepat Penyediaan Infrastruktur Dasar

oleh

Jakarta,Suronews.com – Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mewakili Menteri PU Dody Hanggodo dalam Rapat Tingkat Menteri Penanganan Pascabencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Konflik Sosial Adonara di Kabupaten Flores Timur, Jumat (21/03/2025) di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Turut hadir dalam rapat ini, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat, Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades, Bupati Kabupaten Flores Timur Antonius Doni, serta perwakilan Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait lainnya.

Menko PMK Pratikno mengatakan, Rapat Tingkat Menteri ini dilakukan untuk membahas mengenai tindak lanjut penyelesaian pascabencana di Kabupaten Flores Timur. Baik itu bencana erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki dan juga konflik sosial di Adonara.

“Ada beberapa pending matters yang kita tuntaskan pada rapat kali ini, mulai dari permasalahan lahan, permasalahan pembangunan huntap, permasalahan penyelesaian akses jalan ke huntap, dan juga pembangunan infrastruktur lain di Adonara, selain pembangunan rumah yg menjadi korban dari konflik sosial dan juga akses jalan ke atas. Tadi kita bahas satu persatu secara detail koordinasi lintas K/L. Dan kita sepakati juga langkah-langkah yang bisa dilakukan secepat-cepatnya tanpa menimbulkan masalah baru, baik sosial dan lingkungan,” kata Menko Pratikno.

Wamen Diana menerangkan, Kementerian PU telah melakukan penanganan pascabencana melalui bidang Sumber Daya Air, Bina Marga dan Cipta Karya. Di bidang SDA, dilakukan pengecekan Bendungan Napun Gete dan pembangunan Sumur Air Tanah di 2 titik. Kemudian, di bidang akses jalan dilakukan pembersihan jalan, pemotongan dahan dan ranting, mobilisasi truck crane, dan penyiraman badan jalan. Sementara di bidang permukiman, telah dilakukan pengisian air bersih, pemasangan hidran umum, penyediaan toilet portable, hingga dukungan pembangunan hunian sementara (huntara).

“Untuk penanganan pascabencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kementerian PU telah membangun sumur di 2 titik lokasi. Untuk sumur pertama memiliki kedalaman 36 meter, dan sumur kedua memiliki kedalaman 46 meter yang telah dilengkapi dengan pipa air. Kementerian PU juga sudah melakukan clearing lokasi dan sedang menyiapkan untuk penyediaan sarana pengelolaan persampahan di huntara,” kata Wamen Diana.

Kemudian, terkait penanganan konflik sosial di Adonara, Wamen Diana menjelaskan bahwa ada permintaan dari Kemenko PMK kepada Kementerian PU terkait dukungan jalan akses Ruas Hurung – Ilepati – Demondei. Ruas jalan tersebut memiliki panjang 10,3 km dengan lebar badan jalan 3,5 meter. Dengan sisi kanan-kiri terdapat bangunan rumah, dan kondisi jalan rusak berat.

“Kementerian PU telah melakukan survey untuk penanganan ruas tersebut. Rencana pelaksanaannya akan ditangani melalui Inpres Jalan Daerah (IJD) Tahun 2025 yang saat ini sedang dalam proses pembahasan. Mohon kepada Pemerintah Daerah untuk membantu terkait pembebasan lahan di sekitarnya. Harus dilakukan land clearing terlebih dahulu agar Kementerian PU bisa menambah badan jalan dan drainase. Mudah-mudahan proses IJD lancar dan tahun ini dapat segera kita lakukan penanganannya,” jelas Wamen Diana.

Terkait dukungan pada kawasan relokasi huntap di Noboleto, Kabupaten Flores Timur, Kementerian PU juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk melakukan pembangunan infrastruktur dasar.

“Sesuai arahan Pak Menko PMK, kami akan segera mempercepat pembangunan infrastruktur dasar di kawasan Noboleto dengan menggunakan DSP (Dana Siap Pakai) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Untuk pelaksanaannya, Kementerian PKP akan melakukan pembangunan hunian termasuk kawasannya, dan Kementerian PU akan melakukan land development termasuk dengan dukungan air, sanitasi, dan jalan aksesnya,” tandas Wamen Diana.

Turut hadir mendampingi Wamen Diana, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Ditjen Bina Marga Rien Marlia. (*)