Jakarta – Tren penyewaan iPhone di kalangan masyarakat menjadi fenomena menarik yang berkaitan dengan kebutuhan individu. Banyak yang ingin diterima dalam masyarakat dan memilih menggunakan barang berharga seperti iPhone sebagai simbol status sosial.
Hal ini tidak terlepas dari kecenderungan mengikuti tren setelah melihat lingkungan sekitar mereka menggunakan barang tertentu. Psikiater Leonardo Lalenoh mengatakan fenomena ini dapat dijelaskan melalui teori pengakuan sosial Albert Bandura.
Leo menjelaskan tren ini semakin meningkat, terutama menjelang hari raya. Pada saat-saat seperti ini banyak orang ingin tampil lebih baik saat bertemu kerabatnya.
“Dengan keterbatasan finansial, menyewa menjadi solusi agar tetap bisa menunjukkan sesuatu yang membanggakan tanpa harus membeli,” ujar Leo saat diwawancarai Pro 3 RRI, Sabtu (29/3/2025).
Bagi sebagian orang, menyewa iPhone mungkin hanya sekadar gaya hidup atau cara praktis untuk mencoba perangkat premium. Namun, bagi mereka yang merasa terpaksa melakukannya demi ekspektasi sosial, hal ini bisa menjadi beban psikologis dan finansial.
Banyak perantau yang kembali ke kampung halaman merasa perlu menunjukkan peningkatan status sosial mereka. Tren ini mencerminkan bagaimana masyarakat memandang status dan pengakuan sosial.
“Tekanan ini semakin kuat dengan adanya media sosial, di mana banyak orang membagikan momen kebersamaan dengan penampilan terbaik mereka,” kata Leonardo.
Leo memberikan sarannya agar masyarakat lebih memahami kebutuhan pribadinya. Mereka diharapkan tidak merasa terpaksa mengikuti tren hanya demi penilaian orang lain.