Pj Bupati Cilacap : Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi Dan Simulasi Penanganan megathrus

oleh -178 Dilihat

CILACAP — Kabupaten Cilacap telah melakukan inventarisasi wilayah kemungkinan dampak megathrust yang baru-baru ini santer. Pergerakan lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang sewaktu-waktu bisa terjadi dapat berakibat pada gempa bumi dan tsunami sehingga perlu diantisipasi agar dampak yang ditimbulkan tidak destruktif.

Hal itu terungkap saat Pj Bupati Cilacap, M. Arief Irwanto saat memberikan keterangan pers setelah apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi dan simulasi penanganan megathrust yang dilanjutkan dengan simulasi tanggap bencana bagi warga Kelurahan Tegal Kamulyan, Kamis (5/9/2024) di halaman Politeknik Negeri Cilacap (PNC). Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Deputi Penanganan Darurat BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Mayjen. TNI. Lukmansyah dan Kalakhar BPBD Provinsi Jawa Tengah serta para Kalak BPBD Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah. Kegiatan itu serentak di empat tempat yaitu Mentawai (Sumatera Barat), Pangandaran (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah) dan Pandeglang (Banten).

“Diperlukan tanggap dan kesiapsiagaan terhadap bencana yang bisa saja ditimbulkan,” katanya.

Pj Bupati menjelaskan bahwa Kabupaten Cilacap termasuk daerah rawan bencana tsunami karena posisinya sangat dekat dengan pertemuan lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia atau hanya berjarak sekitar 250 kilometer dari Cilacap dengan zona subduksi megathrust yang sewaktu-waktu dapat bergerak bersama. Menurut para ahli tsunami dan BMKG, potensi gempa yang ditimbulkan dari zona Megathrust ini mencapai 8.7 skala richter dan dapat memicu gelombang tsunami setinggi 20 meter. Terhadap potensi bahaya tsunami ini terdapat 10 kecamatan dan 55 desa/kelurahan yang beresiko terdampak.

“Terhadap potensi bahaya tsunami ini terdapat 10 kecamatan dan 55 desa/kelurahan yang beresiko terdampak,” ujarnya.

Pj Bupati kemudian menuturkan empat zona bencana yang perlu diketahui oleh warga Kabupaten Cilacap terutama di wilayah terpetakan rawan tsunami. Keempat zona itu adalah zona merah dengan ketinggian tsunami 18-20 meter, zona orange dengan ketinggian tsunami 6-10 meter, zona kuning ketinggian tsunami 1-3 meter dan zona hijau dengan kurang dari 0,5 meter.

“Keempat zona perlu diketahui oleh masyarakat agar meminimalisir dampak destruktif yang ditimbulkan. Yang terpenting adalah selamatkan nyawa terlebih dahulu,” tuturnya.

Simulasi mandiri antisipasi ancaman gempa megathrust dilaksanakan oleh 200 orang warga masyarakat Kelurahan Tegalkamulyan dan untuk Apel Siaga Relawan sejumlah 500 personil dari unsur Pemerintah, Masyarakat, Dunia Usaha, Akademisi, dan Media.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.