Jakarta,Suronews.com – Menteri Perdagangan Budi Santoso membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Harga dan Pasokan Daging Ayam pada Selasa, (4/3) di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Rakor membahas kondisi harga dan pasokan daging ayam ras selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) puasa dan Lebaran 2025. Juga dibahas sinergi antar pemangku kepentingan guna menjaga stabilitas harga dan pasokan daging ayam ras.
Rakor dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan turut dihadiri Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Rakor juga dihadiri Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Agung Suganda, perwakilan Kementerian Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Satuan Tugas Pangan Kepolisian RI, BUMN di bidang pangan, asosiasi peternak UMKM, serta perusahaan pembibitan di antaranya perwakilan PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo, PT New Hope Indo, serta PT Berdikari.
Mendag Busan menyampaikan, pemerintah mendorong pelaku usaha perunggasan agar dapat menjaga dan memastikan stabilitas harga daging ayam ras, baik di tingkat konsumen maupun di tingkat produsen dan bila memungkinkan tidak melebihi Harga Acuan (HA). Sinergi antara
Pemerintah dan pelaku usaha perlu dijaga, baik melalui pelaksanaan Operasi Pasar (OP) daging ayam, melalui penyerapan dan penyaluran daging ayam ras, maupun kegiatan stabilisasi lainnya khususnya pada momen HBKN puasa dan Lebaran. Momentum ini perlu dijaga, mengingat secara historis pada periode HBKN seperti puasa dan Lebaran, permintaan daging ayam ras selalu naik.
“Kemendag mendukung pelaksanaan OP daging ayam sebagai upaya stabilisasi harga di tingkat peternak dan konsumen. Selain itu, Kemendag mendorong upaya penyerapan dan penyaluran
produksi ayam untuk menjaga keseimbangan pasokan dan kebutuhan. Salah satu, melalui fasilitasi
kerja sama antara peternak dan pelaku usaha perunggasan,” ujar Mendag Busan.
Sementara itu, Menko Zulkifli Hasan berharap, pada puasa dan Lebaran tahun ini tidak ada gejolak
harga daging ayam. Untuk itu, ia meminta pelaku usaha unggas untuk meningkatkan suplai daging
ayam di pasar. Ia pun mengimbau agar pelaku usaha dapat mengambil keuntungan sewajarnya.
“Kita ingin pelaku usaha ayam untung. Tapi yang paling penting adalah stok tersedia di pasar. Jika
memungkinkan, suplai pasar ditambah dengan harga di bawah harga acuan,” kata Menko Zulkifli
Hasan.
Dalam rakor, pelaku usaha perunggasan, baik peternak UMKM maupun perusahaan perunggasan
siap mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan daging ayam ras pada periode puasa dan Lebaran. Dari sisi pasokan, pelaku usaha menyampaikan bahwa ketersediaan
daging ayam ras cukup dan telah disesuaikan dengan potensi kenaikan permintaan dari masyarakat Harga rata-rata daging ayam ras di tingkat konsumen nasional per Maret 2025 adalah sekitar Rp39.100/kg atau naik 1,56 persen dibanding bulan sebelumnya. Harga tersebut masih berada di
bawah HA daging ayam ras yang sebesar Rp40.000/kg.
Secara bulanan, sebanyak 21 daerah di Indonesia mulai menunjukkan kenaikan harga dan kenaikan tertinggi terjadi di Gorontalo. Sedangkan secara mingguan, harga di 26 daerah mulai naik dengan
kenaikan tertinggi terjadi di Jakarta. Sementara itu, harga ayam hidup di tingkat peternak tercatat
sebesar Rp21.000/kg atau sekitar 16 persen di bawah HA yakni sebesar Rp25.000/kg.
Di sisi lain, berdasarkan data neraca pangan Bapanas per Maret 2025, stok daging ayam ras nasional tercatat sekitar 507 ribu ton. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk sekitar 1,5 bulan kedepan.